Mamuju,(@MCN) - Pembangunan Sekolah Menengah Industri Kakao (SMIK) di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, membutuhkan anggaran hingga Rp40 miliar.

"Sejak tahun 2011 kita telah melaksanakan pembangunan SMIK dengan luas lahan delapan hektare di daerah Tasiu, Kecamatan Kalukku. Pembangunan gedung ini dilaksanakan secara bertahap yang diperkirakan rampung pada 2014,"kata kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sulbar, H.Jamil Barambangi di Mamuju, Jumat.

Ia mengatakan, untuk tahun ini pemerintah provinsi Sulbar kembali menyiapkan anggaran Rp4 miliar melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2012.

"Pembangunan gedung SMIK ini memang membutuhkan lahan yang tidak sedikit. Infrastruktur gedung saja menghabiskan lahan seluas tiga hektare dan lima hektare lahan untuk labolatorium, sarana olahraga, aula dan masjid termasuk asrama siswa,"katanya.

Jamil mengatakan, proses pembelajaran pada sekolah SMIK tidak sama dengan sekolah umum lainnya.

"Nanti pada saat penerimaan siswa baru akan kita batasi sesuai dengan kondisi yang ada. Apalagi, siswa dan guru pengajar nantinya akan kita asramakan di lingkungan sekolah itu sendiri,"kata dia.

Karenanya, penerimaan siswa akan dibatasi sesuai dengan daya tampung asrama dan ruang belajar di SMIK.

Ia mengatakan, pada tahun ini pemprov Sulbar telah menyiapkan alokasi anggaran sebesar Rp4 miliar yang diharapkan bisa dimanfaatkan untuk mempercepat proses perampungan pembangunan gedung.

"Kemanpuan APBD kita sangat terbatas. Makanya, kita mengharapkan ada dukungan anggaran pusat sehingga SMIK bisa dipercepat dari apa yang telah ditargetkan,"katanya.

Jamil yang juga mantan Ketua KPU Sulbar ini mengatakan, gagasan pembangunan SMIK ini untuk mendukung program gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao.

"Gagasan pembangunan SMIK ini berangkat dari program gernas yang menjadi ikon pemprov Sulbar. Sekolah ini akan menonjolkan pengembangan industri pertanian kakao,"katanya.

Ia menambahkan, pemprov Sulbar sudah lama ingin memprogramkan pembangunan sekolah kejuruan yang mengembangkan pengetahuan peserta didik berbasis lokal yakni dengan membangun sekolah SMK yang mengajarkan mengenai potensi sumber daya alam yang ada di daerah ini.

"SMIK ini sangat penting agar sumber daya manusia di daerah ini dapat lebih baik dalam mengelola kekayaan alam yang cukup melimpah, yang ada di daerah ini dibidang pertanian, perikanan, peternakan, dan pertambangan,"pungkasnya. (T.KR-ACO/S016)